Otak kita diciptakan untuk menentukan tahap-tahap saat kita bertindak aktif atau pasif, penuh perhatian atau ogah-ogahan, terjaga atau tidur, dan sebagainya. Ahli otak biasanya menamakan kesadaran yang siap-siaga ini "terjaga (arousal)". Kondisi terjaga dikendalikan seberkas saraf di tengah-tengah batang otak (bagian otak kita yang paling tua dan paling primitif, yang mengendalikan refleks fight or-flight-refleks terhadap bahaya atau tekanan lain) yang disebut formasi retikular (reticular formation).
Ketika formasi retikular diaktifkan oleh akson, bagian saraf yang membawa informasi tentang ancaman, masalah, atau apa saja yang memerlukan kewaspadaan dan aktivitas, formasi retikular ini merangsang lapisan luar kulit otak (cerebral cortex) dengan noradrenalin secara langsung melalui thalamus, tempat pemberhentian utama untuk penyampaian informasi menuju "kemampuan penalaran yang lebih tinggi" atau pusat-pusat analisis dalam cerebral cortex. Hasilnya adalah meningkatnya kewaspadaan terhadap lingkungan (pemantauan terhadap rangsangan-rangsangan dari luar) dan peralihan ke proses-proses analisis dan reflektif yang sangat sadar.
Secara psikologis, aktivasi retikular penerjemah umumnya tidak sehebat kondisi-kondisi yang dipaparkan tadi. Tidak ada serangan mendadak, rasa malu, terkejut, atau takut. Peningkatan adrenalin cukup sedikit sehingga tidak memunculkan kebutuhan mendesak untuk melakukan aktivitas fisik, atau rasa marah karena contoh contoh peristiwa seperti tadi yang lebih drastis. Namun, tetap saja penerjemah (sekalipun penerjemah tersumpah) bereaksi terhadap aktivasi retikular itu dengan jalan meningkatkan aktivitas fisiknya.
Berdiri saat kita bertindak aktif atau pasif, penuh perhatian atau ogah-ogahan, terjaga atau tidur, dan sebagainya. Ahli otak biasanya menamakan kesadaran yang siap-siaga ini "terjaga (arousal)". Kondisi terjaga dikendalikan seberkas saraf di tengah-tengah batang otak (bagian otak kita yang paling tua dan paling primitif, yang mengendalikan refleks fight or-flight-refleks terhadap bahaya atau tekanan lain) yang disebut formasi retikular (reticular formation).
Ketika formasi retikular diaktifkan oleh akson, bagian saraf yang membawa informasi tentang ancaman, masalah, atau apa saja yang memerlukan kewaspadaan dan aktivitas, formasi retikular ini merangsang lapisan luar kulit otak (cerebral cortex) dengan noradrenalin secara langsung melalui thalamus, tempat pemberhentian utama untuk penyampaian informasi menuju "kemampuan penalaran yang lebih tinggi" atau pusat-pusat analisis dalam cerebral cortex. Hasilnya adalah meningkatnya kewaspadaan terhadap lingkungan (pemantauan terhadap rangsangan-rangsangan dari luar) dan peralihan ke proses-proses analisis dan reflektif yang sangat sadar.