Kondisi yang optimal bagi penerjemah tersumpah dan juru bahasa sangat dikehendaki karena antara tantangan dan kemampuan sering tidak sepadan dalam berbagai tingkatan (meskipun sangat umum). Beberapa kondisi juga didapati pada penerjemah-penerjemah kompeten yang pekerjaannya tidak menantang atau tidak cukup bervariasi. Sedang kondisi lain dijumpai pada penerjemah-penerjemah pada berbagai tingkat kompetensi dengan kondisi pekerjaan yang terlalu menuntut (tenggat waktu yang mustahil dipenuhi, teks sumber yang ditulis dengan buruk, inisiator yang pemarah dan banyak tuntutan, dukungan yang tidak memadai).
Kondisi-kondisi tersebut tersebut juga digunakan untuk menggambarkan program pelatihan penerjemah dan juru bahasa. Program pelatihan yang paling baik akan berkisar di antara kondisi satu dengan kondisi lain, program yang terlalu gampang sehingga membuat peserta menjadi bosan ada pada kondisi tersebut, dan program yang tidak mampu mempertahankan keseimbangan yang baik antara tantangan dan kemampuan peserta (artinya, tidak mampu mempertahankan tan tangan agar selalu sedikit lebih tinggi di atas kemampuan peserta) serta memerosotkan semangat peserta, ada pada kondisi berbeda.
Terjaga (Arousal): Kesadaran analisis sadar sepenuhnya yang diaktifkan oleh formasi retikular. Ketika tantangan yang disodorkan tugas penerjemahan sudah sedikit-tetapi signifikan melampaui kemampuan penerjemah, manakala masalah tidak dapat lagi dipecahkan dalam kondisi mengalir, penerjemah harus berpindah ke kondisi terjaga penuh atau kesadaran yang sengaja (conscious awareness). Inilah permasalahan yang dibahas dalam bab ini.
Kondisi selanjutnya, Mengalir (Flow), keadaan bawah-sadar tatkala penerjemahan berlangsung amat cepat, paling terpercaya, dan paling menyenangkan begitu menyenangkan sehingga bisa menimbulkan ketagihan seperti halnya melukis, menulis novel, atau bentuk bentuk ekspresi kreatif lainnya. Inilah kondisi ideal yang paling banyak dikaji dalam buku ini.
Kondisi lain adalah, Terkendali (Control): suatu kondisi kemampuan yang tenang sehingga cukup memuaskan, tetapi bisa menjadi rutinitas yang membosankan jika tidak dikembangkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang lebih menantang. Umumnya ini terjadi pada penerjemah perusahaan yang sudah setahun atau dua tahun bekerja di lingkungan yang sama. Diperlukan variasi dan tantangan baru agar kepuasan kerja dapat berlanjut atau meningkat.
Kondisi khusus, Bosan (Boredom): kondisi yang menimpa penerjemah yang jarang atau tidak pernah mengerjakan tugas yang mendekati tingkat kemampuannya.
Kondisi yang lain, Santai (Relaxation): kondisi kegembiraan yang tenang de ngan pekerjaan menerjemah yang santai, khususnya karena sama sekali bebas dari pekerjaan yang penuh kesulitan atau kalau tidak, bebas dari pekerjaan menerjemah yang penuh tekanan. Kunci kesenangan pada kanal ini adalah jalan untuk jangka pendek saja. Terlalu banyak "santai" dan tantangan yang tidak memadai lambat-laun akan menimbulkan kebosanan.
Kondisi lain lagi, Lesu (Apathy): suatu kondisi acuh tak acuh yang jarang dijumpai pada penerjemah dari tingkat apapun, kecuali barangkali pada mahasiswa bahasa-asing pemula yang tidak begitu berminat, namun diminta menerjemahkan dua puluh kalimat dari sebuah buku teks dengan satu struktur gramatikal yang mudah bagi mereka.
Kondisi selanjutnya, Cemas (Worry): suatu kondisi kekhawatiran yang muncul pada penerjemah yang tidak berpengalaman tatkala dihadapkan pada masalah-masalah yang agak sulit, sehingga merasa kurang memiliki kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
Kondisi terkahir, Gelisah (Anxiety): suatu keadaan sangat tertekan yang muncul dalam diri kebanyakan penerjemah bila beban kerja terlalu berat, teks-teks yang diterjemahkan selalu terlampau sulit, tenggat waktu terlalu pendek, dan suasana emosional di tempat kerja (termasuk situasi keluarga di rumah) tidak banyak mendukung.