Tip dan trik bagaimana menjadi penerjemah cepat dan akurat, untuk penerjemah profesional dan agen jasa penerjemah cepat. Dalam model ideal yang diterangkan pada diktat kami, penerjemahan profesional berlangsung secara bawah-sadar pada tingkat kebiasaan tanpa-sadar (yang mulai dirasakan sebagai naluri) selama masalah-masalah yang dihadapi masih dapat diatasi dengan jangkauan pengalaman penerjemah yang sudah dialaminya. Selama masalah yang muncul merupakan masalah yang sudah pernah dihadapi, atau pada dasarnya cukup mirip dengan masalah masalah yang pernah dihadapi sehingga dapat dihasilkan solusi-solusi analitis secara cepat dan mudah, roda pengalaman berputar dengan cepat dan tanpa disadari; penerjemahan relatif cepat dan mudah.
Ketika muncul masalah baru atau masalah yang amat pelik, bel alarm di dalam benak penerjemah berdering. Ia keluar dari program "otomatis" dan memasuki program "manual", pengetahuan analisis yang sadar sepenuhnya. Kesadaran ini akan melibatkan pencarian solusi masalah dengan secara sadar memutar kembali roda pengalaman, menggerakkannya melalui kaidah, aturan, dan teori (deduksi), secara batin menurut sinonim, pola sintaksis dan pragmatis yang serupa, dan akhirnya memilih solusi yang "secara intuitif" atau "secara naluriah" terasa paling baik (abduksi). Tentu saja ini merupakan model ideal, yang artinya tidak selalu sama dengan realitas:
Semakin sedikit pengalaman yang dimiliki penerjemah, semakin sering dia harus bekerja dengan mode analisis sadar dan menjadi semakin lambat dalam menerjemahkan.
Bahkan pada penerjemah yang paling berpengalaman sekalipun, bel alarm tidak selalu berbunyi pada saat sebagian besar pekerjaan mereka, tepatnya dengan memakai atau menyalurkan analisis. Penerjemah profesional tampak seakan-akan jarang menganalisis teks atau asumsi budaya, karena mereka melakukannya sangat cepat dan tanpa sadar. Prosedur-prosedur analisis yang dipelajari pada berbagai program pelatihan penerjemahan kerap digunakan secara tidak sadar oleh para penerjemah profesional dalam bekerja, karena prosedur analisis ini telah menjadi kebiasaan yang sudah melekat.
Dan inilah kebutuhan yang sangat dirasakan dalam pelatihan profesional: membantu peserta latih mempelajari prosedur-prosedur analisis, kemudian menyebarkannya, menjadikannya sangat naluriah (unconscious), sangat otomatis, sangat cepat, sehingga memungkinkan penerjemahan berlangsung dengan kecepatan kerja seorang profesional.
Penerjemah yang mampu bekerja dengan tepat tentu akan mendapatkan peluang lebih banyak menarik klien menggunakan jasanya dan kondisi ini tentu berlaku sebaliknya. Makan belajarlah menerjemah dengan cepat.